Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

“Krapyak Mengaji” Awali Multaqo Ulama Qur’an Nusantara

multaqo ulama qur'an nusantara
sumber: Tim Media almunawwir.com

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI (Ditpdpontren) bersama Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak Yogyakarta gelar Multaqo Ulama Qur’an Nusantara selama 3 hari. Bertempat di Pondok Pesantren Al-Munawwir, pembukaan Multaqo diadakan pada Selasa (15/11) malam, dengan tajuk “Krapyak Mengaji”.

Acara yang dihadiri K.H. Dr. Hilmy Muhammad, M.A., K.H. R. Abdul Hamid A.Q. Munawwir, Prof. Nizar, M. Ag., Hj. Maria Ulfah itu terselenggara dengan khidmat, meskipun diguyur hujan. Selain itu, ratusan santri Al-Munawwir, tamu undangan, dan masyarakat umum turut serta memeriahkan.

Gus Hilmy dalam sambutannya menyebut Multaqo Ulama Qur’an Nusantara adalah ajang untuk menguatkan ikatan sesama muhibbin Al-Qur’an. Di samping itu, dirinya menyatakan maklumnya menantang ke depan yang melatarbelakangi acara Multaqo ini dihelat. 

“Tantangan masyarakat kita adalah bagaimana membaca Al-Quran yang baik, dan memahami Al-Qur’an dengan baik,” jelasnya.

Harapnya, Multaqo dapat melahirkan rumusan-rumusan langkah memasyarakatkan Al-Qur’an, sekaligus bagaimana Al-Qur’an menjadi bacaan masyarakat. Hal itu tidak terlepas dari dua poin yang disampaikan anggota DPD RI Yogyakarta itu dalam kesempatan tersebut.

Poin pertama, tujuan dari Multaqo adalah merekomendasikan kurikulum pendidikan agama ke dalam jenjang pendidikan formal, menambah kurikulum pelajaran agama (Qur’an), serta membaca dan memahami Al-Qur’an sebagai panduan hidup.

Poin kedua, pentingnya kurikulum bagi para pembelajar Qur’an. Temuan Gus Hilmy, ada pondok Tahfidzul Qur’an, tetapi bacaannya belum dianggap mampu atau pantas mengadakan Tahfidzul Qur’an. Sambungnya, “Hasil rekomendasi ini semoga Kemenag bisa menjadikannya kebijakan.”

Demikian juga, Waryono Abdul Ghofur, Direktur Ditpdpontren Kemenag RI menemukan tantangan lain yang dihadapi bersama. Tantangan itu, ujarnya, adalah bagaimana metode akselerasi pembelajaran Al-Qur’an kepada generasi sekarang. 

Penyelenggaraan Multaqo ini, menurut Waryono, menghadirkan ulama Al-Qur’an berbasis pesantren dan perguruan tinggi, demi menggali hasil penggabungan pemikiran di antara keduanya. “Pertemuan ini penting karena mensintesiskan keduanya,” tandasnya.

Waryono menjelaskan hasil Multaqo ini nanti adalah kompilasi temuan metodologi pembelajaran Al-Qur’an, yang merupakan informasi yang berharga. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan hadirnya persoalan lain. 

Direktur Ditpdpontren itu menyebut persoalan penataan dan fasilitas bagi pembelajar Al-Qur’an perlu dipikirkan, sehingga (mereka) tidak sibuk dengan persoalan administratif.

“Kami akan berkomitmen menyejahterakan pembelajar Al-Qur’an. Meskipun belum maksimal, kami telah memberikan beasiswa kepada ustaz ustazah dan santrinya yang berprestasi.” Tutur Waryono.

Di penghujung acara, K.H. R. Abdul Hamid mengingatkan tiga ayat yang perlu diperhatikan santri. Ayat tersebut harapnya mampu memberi dorongan semangat bagi para santri Al-Qur’an dan walinya. 

Selain itu, Kiai Hamid menyitir satu syair yang indah dari Imam Syatibi, “Hai orang tua, tidak perlu sakit hati, semangatilah anak-anakmu mempelajari Qur’an. Beruntungnya orang tua yang anak-anaknya belajar Qur’an.”


Reporter : Fahri Reza

Leave a Comment