Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama dan Esensi Muktamar ke-34

Sebagai Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) menyelenggarakan event akbar yang biasa disebut Muktamar. Muktamar sendiri adalah agenda tertinggi organisasi keagamaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dilaksanakan bersama seluruh pengurus di Indonesia. Pada tahun 2021 ini, Lampung menjadi Tuan Rumah Muktamar, acara tersebut dibuka pada hari Rabu 22 Desember 2021 di Pondok Pesantren Darussa’adah Lampung dengan tema Menuju Satu Abad NU: Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia.

Gambar 1. KH. Said Aqil Siroj dan Ketua Umum PBNU Terpilih, KH. Yahya Cholil Staquf. Sumber: Tribunnews.com

Pada khutbah pembukaan Muktamar NU ke-34 di Lampung, KH. Miftakhul Akhyar menegaskan bahwa  “Nahdlatul Ulama adalah jamiyah perkhidmahan Ulama.”

Organisasi ini adalah wadah bagi para Ulama, bahkan juga kiai kampung dan desa yang memiliki potensi kekuatan dan kehebatan untuk dunia. Substansi fikrah nahdliyyah paling menonjol ialah konsep budaya moderasi umat beragama (fikrah tawasuthiyyah), yang dicirikan dengan lahirnya konsep budaya toleransi kemasyarakatan (fikrah tasamuhiyyah), dengan semangat reformis (fikrah ishlahiyyah), dan dinamis (fikrah tathawwuriyyah), dan tentu saja dengan berdasar kepada kaidah-kaidah rasional (fikrah manhajiyyah). Kekuatan ushuliyyah yang dimiliki para tokoh NU yang memungkinkannya berselancar bebas di sela berbagai ombak politis di negeri ini. Dengan cita rasa seperti ini, tentunya besar harapan NU sebagai organisasi keagamaan dan sekaligus organisasi kemasyarakatan terbesar di dunia dari segi kuantitatif anggotanya bisa tetap menjadi kekuatan penyeimbang sekaligus sebagai melting pot bagi berbagai intrik di negeri tercinta ini.

Dengan tulus sepenuh hati, ulama NU terbukti memberikan sumbangan besar terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa. Fakta membuktikan, mereka yang sejatinya umat Islam justru mempertahankan NKRI sebagai format kebangsaan. Pemberdayaan masyarakat pun dilakukan demi ikhtiar pencerdasan bangsa serta peningkatan taraf hidup lahir batin. Sejarah NU adalah sejarah kesetiaan yang tinggi pada tradisi sekaligus kemampuan adaptasi kepada setiap perkembangan zaman ini.

Menjadi pengurus NU adalah berkhidmat melayani umat. Dengan basis massa yang besar, NU potensial melakukan pembelaan terhadap nasib warganya. Ciri khas peranan tokoh NU sebagai kekuatan pengimbang kekuasaan. Fungsi kontrol sosial dari sudut etika dan moral untuk menghardik kebijakan publik yang tidak membela rakyat. Buruh tani, nelayan, dan pedagang kecil negeri ini menjadikan NU sebagai tempat mengadu.

Esensi Muktamar Bagi Nahdlatul Ulama

Muktamar NU kali ini adalah momen kebersamaan. Momentum seluruh kekuatan NU bersatu merancang program-program keorganisasian ke depan, baik nasional maupun internasional. Untuk mewujudkan program program tersebut maka dibutuhkan penguatan organisasi mulai dari bawah banom NU sehingga bisa terstruktur, entah siapapun yang terpilih memimpin atau memegang pucuk kepemimpinan NU. Namun, tanpa kekuatan kesatuan maka apa yang selama ini dicita citakan akan sulit untuk diwujudkan.

Organisasi NU selalu mendampingi dan memberdayakan rakyat untuk mendapatkan hak-hak asasinya. Muktamar adalah jam’iyah diniyah ijtima’iyah yaitu peneguhan NU sebagai organisasi sosial keagamaan, difokuskan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat yang memiliki latar belakang kebodohan dan kemiskinan. NU bersandar pada prinsip menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah kehidupan bersama (tawassuth), mengedepankan toleransi terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan, kemasyarakatan dan kebudayaan (tasamuh), menyerasikan khidmat kepada kepada Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan di masa lalu, kini, dan mendatang (tawazun) serta mendorong perbuatan yang baik dan berguna bagi kehidupan bersama serta menolak semua hal yang menjerumuskan nilai-nilai kehidupan (amar ma’ruf nahi munkar).

Selain itu, yaitu sebagai orientasi politik kebangsaan, sebagaian dari kehidupan bangsa dan bernegara, tidak mungkin NU adalah organisasi antipolitik. menjaga keutuhan NKRI dan politik kerakyatan untuk menjunjung tinggi kemaslahatan rakyat adalah ciri dan tujuan organisasi ini. Strategi politik NU adalah melalui advokasi kebijakan publik baik dalam sistem perundang-undangan hukum dan regulasi-regulasi lainnya, di berbagai level, baik di daerah maupun pusat. Hal ini dipastikan dalam forum bahtsul masail pada Muktamar NU. bagi NU yang terpenting adalah memperoleh kekuasaan dengan cara-cara yang berakhlak dan betul-betul didayagunakan untuk kepentingan rakyat banyak, terutama yang kecil dan lemah. Mungkin niat tersebut menjadi pandangan khusus bagi mereka yang sangat membutuhkan kepedulian dan keadilan.

Muktamar ke-34 NU membahas persoalan pembatasan masa jabatan kepemimpinan negara. Hal itu dinilai berkaitan dengan fiqih siyasah (pengetahuan politik) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Diantara yang dihasilkan pada perkumpulan Muktamar yaitu mengevaluasi kinerja kepengurusan, menyusun program baru, dan memilih pengurus untuk periode selanjutnya. Dalam Muktamar NU juga dibahas masalah keagamaan dalam forum yang dinamakan Bahtsul Masa’il. Mengingat luasnya permasalahan saat ini, forum bahtsul masa’il dibagi menjadi sejumlah komisi seperti Komisi Waqi’iyah, Qanuniyah, dan Maudluiyyah sesuai temanya. Keberadaan komisi fatwa yang dilaksanakan di Muktamar kali ini menjadi sebuah peran penting guna mempersiapkan NU ke depan termasuk lebih peduli dalam masalah yang tidak hanya memuat hukum keagamaan yang semakin kompleks. Namun, ada juga perihal perubahan iklim dan kekerasan seksual yang masif terjadi di negeri ini.

Masa depan Nahdlatul Ulama adalah masa depan Bangsa Indonesia, peningkatan sistem struktur organisasi dan kuatnya politik kebangsaan adalah prasyarat untuk mewujudkan masa depan NU dan masa depan Indonesia. Semoga NU selalu selalu jaya di negeri ini ilaa yaumil qiyamah. Aamiin.

(Penulis: Shofa Ulin Nuha, Mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Sunan Kalijaga)

Leave a Comment

0.0/5