Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sekapur Sirih Kisah Nur Muhammad: Asal Muasal Seluruh Alam

 

            Jum’at siang, 09 April 2021 lalu, Pengajian Khusus Ramadan (PKR) telah dimulai perdana di Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L Yogyakarta. Dengan pembawaan spesial oleh K. M. Chafid Tanwir. Pengajian ini menggunakan sistem bandongan dengan kitab Madarij as-Shu’ud karya Syekh Nawawi al-Bantani. Buya Chafid–sapaan akrab beliau, memberikan keterangan bahwa kitab yang dikaji ini merupakan Syarah (penjelasan) dari kitab Maulid al-Barzanji yang dikarang oleh Sayyid Ja’far al-Barzanji yang menggunakan balaghoh (tata bahasa Arab) yang tinggi.

            Dalam muqoddimah kitab Madarijus Su’ud yang dikutip dari Al-Barzanji, musonnif (pengarang) mengawali dengan bacaan Basmalah dan pujian kepada Allah atas dijadikannya seluruh makhluk atau alam semesta dengan cahaya yang terpuji, yakni Nabi Muhammad Saw. sehingga cahaya ini dinamakan Nur Muhammad. Penciptaan nur Muhammad merupakan awal penciptaan Allah sebelum 50.000 tahun alam semesta diciptakan.

Buya K. M. Chafidz Tanwir

Buya Chafid dalam pengajiannya, menerangkan bahwasannya nur Muhammad dibagi oleh Allah Subhanahu Wata’ala dengan empat penciptaan:

 Pertama, dengannya Allah menciptakan Lauh al-Mahfudz yang merupakan tempat Allah menuliskan seluruh catatan kejadian di alam semesta.

 Kedua, Allah menciptakan Qalam (Pena) yang Allah utus untuk menulis kalimah Laailahaillallah Muhammadurrosulullah. Terdapat cerita unik tentnag Qalam, sebagimana Buya Chafid ceritakan dalam pengajian perdana kemarin, bahwa Qalam ini pada mulanya tidak langsung menindaki perintah dari Allah, sebab saking takutnya berdialog dengan-Nya.

Setelah 1000 tahun lamanya, barulah Qalam ini baru mau menuliskan apa yang Allah firmankan padanya di Lauh al-Mahfudz. Kemudian setelah menulis kalimah tersebut, Allah memerintahkan Qalam untuk menulis “Barang siapa yang taat kepada Allah maka surga baginya dan barang siapa yang bermaksiat pada-Nya maka neraka baginya” hal ini diperuntukkan kepada seluruh umat Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Khusus umat Nabi Muhammad sendiri, diistimewakan bagi yang berdosa lalu ia mengharapkan ampunan dari Allah, maka ia tetap akan masuk surga (setelah mendapat ampunan Allah).

Ketiga, Allah menciptakan Arsy. Menurut ulama sunni, Arsy adalah makhluk Allah yang tertinggi berupa singgahsana seperti kubah yang memiliki tiang-tiang yang dipikul dan dikelilingi oleh para malaikat.

Keempat, Allah membagi nur Muhammad itu menjadi empat penciptaan lagi: 1) Allah menciptakan akal; 2) Allah menciptakan pengetahuan;  3) Allah menciptakan nur ‘Arsy, penglihatan yang cerah dan siang yang cerah; 4) Nur Nabi Adam berasal dari nur Nabi Muhammad yang disiramkan ke bawah ‘Arsy.

Di saat Buya Chafid menceritakan nur Nabi Muhammad ketika disiramkan ke bawah ‘Arsy yang bersinar di punggung Nabi Adam, para Malaikat langsung berbaris di belakang punggung Nabi Adam karena hendak melihat nur Nabi Muhammad. Nabi Adam yang mengetahui hal tersebut, lalu berdoa kepada Allah untuk menjadikan ­nur Muhammad berada di depannya, seketika para Malaikat langsung berpindah ke depan melihat nur Muhammad yang indah bersinar di wajah Nabi Adam.

Lalu Nabi Adam berdoa lagi untuk dijadikannya nur Muhammad berletak di jari-jemari beliau, tidak lama para Malaikat juga langsung mengikuti arah perginya nur Muhammad berpindah yang menjadikan Nabi Adam bertambah sifat kebagusannya.

“Ya begitulah kira-kira sifat manusia yang kerap kita temui sekarang ini, saat mendapat satu kenikmatan, ia akan meminta kenikmatan yang lain,” ucap Buya Chafid menganalogikan sifat manusia pada cerita Nabi Adam.

Begitulah awal mula penciptaan seluruh Alam semesta ini yang tak lain berasal dari nur Baginda Nabi Muhammad Saw. yang mengingatkan kita untuk selalu bersyukur kepada Allah dan memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad. Semoga kita semua mendapatkan Syafaat beliau di hari Kiamat nanti. Aamiin.

 Penulis: Muhammad Husni Mubarok

Penyunting: Irfan Fauzi

Leave a Comment