Madrasah Diniyyah Salafiyah 4 menyelenggarakan Haflah Akhirussanah dan Wisuda Angkatan ke V pada hari Kamis (31/03). Acara ini sekaligus membuka program Pengajian Khusus Ramadan (PKR). Juga tasyakuran Ibu Nyai Shofiyah Ahmad dan peringatan satu tahun Ning Imtiyaz Zuhriyyah.
Pada acara yang bertempat di Musholla Al-Mubarok itu sebanyak 16 santri diwisuda dan diberi syahadah langsung oleh KH. Muhammad Munawwar Ahmad. Mereka merupakan santri-santri yang telah lulus dari jenjang kelas robi’.
Ustadz Taufiq Ilham, selaku kepala Madrasah Diniyyah Salafiyah 4 menuturkan dalam sambutannya, meski telah wisuda bukan berarti masa belajar di Madrasah Diniyyah Salafiyah 4 sudah selesai. “Masih ada kelas takhossus yang itu juga bagian dari madrasah diniyyah,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Ustadz Syarwani Rahab M. A. juga mengingatkan bahwa momen wisuda dan haflah akhirussanah seperti ini seyogyanya dijadikan titik awal untuk kembali semangat dalam mengaji dan mencari ilmu. Terutama tentang Al-Qur’an. “Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadan yang merupakan bulannya kitab suci al-Qur’an,” tutur beliau.
Selain itu, mencintai al-Quran merupakan teladan yang telah dicontohkan pendiri Komplek L, yaitu Alm. KH. Ahmad Munawwir. Beliau masyhur telah menjalani riyadhoh berupa mendaras al-Quran dan giat menuntut ilmu. “Kalau bisa malah wirid-wirid dan amalannya dikurangi,” cerita Ustadz Syarwani.
KH. Muhammad Munawwar dalam mauidzohnya juga menambahkan, jika menurut Simbah KH. Ali Maksum, tirakat santri Krapyak adalah mengaji dan belajar. Beliau tidak terlalu suka tirakat yang aneh-aneh. Apalagi sampai mengganggu ngaji dan belajarnya. “Beliau (Simbah Ali) bisa duko itu,” dawuh KH. Muhammad Munawwar.
Acara kemudian ditutup dengan pembagian hadiah untuk pemenang class meeting yang diselenggarakan Madrasah Diniyyah Salafiyah 4 pada beberapa hari sebelumnya. Lalu dilanjut dengan pengumuman santri teladan dari masing-masing kelas.
Oleh : Ahmad Zamzama NH.
1 Comment