Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peringatan Isra’ Mi’raj, Komplek L Lantik Lurah Baru

Komplek-el.com – Diiringi tabuhan rebana dan lantunan salawat, para santri PP Al Munawwir Komplek L memeriahkan acara Isra Mi’raj di halaman dan Mushola Al Mubarok. Bertepatan dengan acara tersebut, Pengurus Komplek L Masa Khidmat 2024-2045 juga dilantik.

Acara yang digelar pada Kamis, 8 Februari 2024 tersebut merupakan rangkaian acara dari Musyawarah Santri, forum Pemilihan Lurah Pondok Komplek L, yang terlaksana pada Jum’at, 2 Februari 2024. Dalam forum tersebut Ahmad Izzul Asyrofi Syauqi A terpilih sebagai Lurah Komplek L periode 2024-2045.

Badan pengurus harian, tujuh departemen, dan enam badan semi otonom resmi dilantik pada Kamis malam tersebut. Semuanya khusyuk membaca ikrar yang didiktekan K.H. M. Munawwar Ahmad, Pengasuh PP Al-Munawwir Komplek L, untuk siap mengemban amanah sebagai pengurus selama 1 tahun masa kepengurusan.

Pada kesempatan itu pula, Ust. A. Zainal Arifin, Ph.D, perwakilan alumni, dan Ustad Aniq Fahmi, Lurah Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, hadir memberikan wejangan kepada para santri dan pengurus baru.

Ust. Zainal mengingatkan dua poin penting kepada para santri. Pertama, dia menyinggung persoalan salat. Ust. Zainal menyitir satu cerita tentang momen paling membahagiakan bagi Nabi Muhammad Saw. Itu ketika Rasul melihat para sahabat berjamaah dengan rapi dan diimami Abu Bakar As-Shiddiq RA. Jika diingat, iitu adalah masa-masa Rasul sakit menjelang wafatnya. “Rasullulah begitu senang karena beliau merasa misinya telah berhasil dalam membina umat,” tuturnya.

Poin kedua adalah nasihat bagi umat muslim. Ustad Zainal mengingatkan bahwa peristiwa isra mi’raj adalah mukjizat Rasulullah Saw. yang harus kita imani. Hal ini disebabkan para orientalis, yang menurut Dosen Sosiologi di UIN Sunan Kalijaga itu dengan mengutip kitab Fiqh Sirah Nabawiyah, karya Imam Sa’id Ramadhan Al-Buthy, berusaha mengubah pandangan umat muslim dalam memahami agama, terutama kenabian.

“Bagaimana mereka (umat Islam) dapat bisa beriman tanpa mukjizat. Yakin, tetapi tidak sampai penerimaan nubuwwat,” jelas santri senior dari Komplek L itu.

Penulis Fahri Reza Muhammad

Leave a Comment

0.0/5