Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Minahus Saniyah: Menempuh Laku Tasawuf (1)

Sumber: flickr.com

Kitab yang berjudul al-Minah al-Saniyyah ‘ala al-Washiyah al-Matbuliyah merupakan karangan Syaikh Abdul Wahab Sya’roni (973 H), ulama yang mengarang kitab populer, Mizan al Kubro. Romo Yai Munawwar menerangkan bahwa kata minah (plural) diambil dari kata minhah (single) yang berarti pemberian dan kata saniyyah berarti luhur. Maka dari itu, kitab ini diberi nama oleh pengarangnyadengan judul “anugerah yang luhur”. Syaikh Matbuli (877 H) diketahui merupakan seorang mursyid besar dan juga pendiri Thariqoh Matbuliyah yang berkembang di Mesir.

Dalam kitab ini, Syaikh Abdul Wahab Sya’roni menuliskan commentary-nya atas nasihat-nasihat gurunya, yaitu Syaikh al Matbuliyah. Guru-murid ini sama-sama seorang waliyullah. Syaikh Sya’roni juga tak kalah “walinya” dengan sosok gurunya, beliau termasuk ulama yang sangat alim. Bentuk karomahnya yang paling besar adalah kealiman beliau terhadap ma’rifat terhadap Allah.

Nasihat-nasihat yang dianotasi oleh Syaikh Abdul Wahab dominan berisi nasihat yang bersifat verbatim artinya nasihat disampaikan secara langsung. Syaikh Sya’roni kemudian mengkliping dan sekaligus mensyarahinya dalam satu kitab berjudul Minah al Saniyyah ini. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Syaikh Matbuli adalah seorang ulama “ummi”, dalam artian, beliau tidak pernah belajar nahwu dan sharaf secara umum seperti kebanyakan orang, tetapi mampu memahami makna Al-Qur’an (baca: tafsir `isyary).

Pada bagian awal kitab ini, diterangkan nasihat untuk selalu istiqomah bertaubat. Pada kebanyakan laku tasawuf, langkah utama dalam memulai taubat adalah bertaubat seraya mengucap istigfar sebanyak mungkin. Syaikh Abdul Wahab ini menerangkan taubat adalah maqam paling pertama, tetapi keutamaannya hampir menyamai keutamaan maqam zuhud. Saking penting dan luhurnya taubat, sehingga tidak cukup bertaubat sesekali saja, tetapi harus selalu istiqomah bertaubat.

Seterusnya hingga bab-bab terakhir, kitab ini fokus pada laku-laku tasawuf yang disusun sistematis sehingga memudahkan pembacanya dalam memahami tasawuf dari kulitnya. Porsi untuk pembahasan akhlaq al karimah banyak ditaruh di awal-awal bab, meliputi; sikap taubat, sikap zuhud, dan sikap ikhlas. Ketiga bahan ini adalah modal utama manusia dalam melewati jalan kebenaran sehingga dapat mencapai wushul kepada Sang Haqq.

Bagaimana kelanjutan dari isi kitab yang insightfull ini? Stay tune untuk menikmati tayangan resensi pengajian kitab al-Minah al-Saniyyah ‘ala al-Washiyah al-Matbuliyah di Komplek L!

Penulis: Misbah Nur Ihsan
Editor: Ahmad Khoeruddin

Leave a Comment

0.0/5