Gambar 1. Ilustrasi Sedekah. Sumber: wujudaksinyata.org |
Sedekah adalah jenis amalan yang sudah mahsyur dengan keutamaannya. Banyak cerita yang menyebutkan tentang keajaiban dari sedekah. Pada dasarnya, sedekah termasuk amalan yang bersifat sosial (al-muta’ddiyah). Hal ini dikarenakan manfaat dari sedekah tidak hanya dirasakan oleh orang yang mengerjakannya, tapi dirasakan oleh banyak orang lain. Namun, selama ini sedekah hanya dipahami sebatas pemberian sejumlah uang kepada orang miskin atau mereka yang tidak mampu.
Seolah-olah bahwa sedekah ini hanya bisa dilakukan oleh kalangan orang yang kaya secara finansial. Padahal sebenarnya sedekah bisa dilakukan oleh berbagai kalangan baik mampu secara finansial maupun tidak.Sedekah tidak cuma bisa menggunakan materi. Namun, bisa dengan menggunakan hal yang bersifat non-materi seperti melempar senyum kepada sesama, tidak membahayakan orang lain dengan perilaku kita, membersihkan sampah di jalan, membantu anak menyebrang jalan dan masih banyak lainnya.
Ini berdasarkan kepada hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم – كل سُلامى من الناس صدقة , كل يوم تطلع فيه الشمس تعدل بين اثنين صدقة , وتعين الرجل في دابته فتحمله عليها أ, ترفع عليها متاعه صدقة , والكلمة الطيبة صدقة , وبكل خطوة تمشيها إلى الصلاة صدقة , وتميط الأذى عن الطريق صدقة ” رواه البخاري ومسلم
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anggota badan manusia diwajibkan bersedekah setiap harinya selama matahari masih terbit; kamu mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah; kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah; setiap langkah kakimu menuju tempat sholat juga dihitung sedekah; dan menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah.” HR. Bukhari dan Muslim.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sedekah di sini adalah sedekah yang dianjurkan, bukan sedekah wajib. Ibnu Bathal dalam Syarah Shahih al-Bukhari menambahkan bahwa manusia dianjurkan untuk senantiasa menggunakan anggota tubuhnya untuk kebaikan. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Subhahanu wa Ta’ala. Para ulama mengatakan, amalan-amalan yang disebutkan dalam hadis di atas hanya sekedar contoh, bukan membatasi. Penafsiran hadis ini masih bisa diperluas cakupannya sehingga bisa lebih menjangkau banyak hal.
Kemudahan bersedekah ini bisa memacu kita untuk terus mengerjakan amal kebaikan. Terutama di bulan Ramadan ini, bulan yang suci nan penuh berkah. Sedekah yang merupakan amalan berpahala besar bisa dilipatgandakan sekian kali lipat. Jika memiliki rezeki berlebih bukan hanya lewat non-materi, kita bisa berikan kelebihan tersebut kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Terutama membantu mereka dengan membelikan takjil atau pun perkara yang bisa menyenangkan hati mereka membutuhkan di bulan puasa ini.
Kebaikan untuk bersedekah lewat harta tidak akan membuat kita miskin dan menderita. Seperti maqolah kanjeng Nabi Muhammad SAW, ”Ma naqoso maalul bi sodaqoti bal yazdad, bal yazdad, bal yazdad,” yang berarti tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, tetapi akan bertambah, tambah, tambah.
Semoga kita bisa menjadi seseorang yang dermawan dan bermanfaat serta menjadi orang yang beruntung di bulan Ramadan ini.
Wallahu a’lam.
Sumber referensi: Nu.or.id