Gambar 1. KH. Ahmad Munawwir. Sumber: Instagram @komplek_el |
“Jasanya tak lekang oleh waktu, riwayatnya tak sirna oleh masa, meskipun beliau telah pergi. Sebagai santri terlalu sulit kami melupakanya, terlebih kami yang masih mengharap keberkahan ilmu darinya.”
Ungkapan ini yang mencoba menggambarkan sosok Ulama yang sabar dan istiqomah, Beliau adalah KH. Ahmad Munawwir.
“Mbah Yai Ahmad”, demikianlah santri-santri beliau memanggilnya. Beliau adalah putra KH. M. Moenawwir dari istri yang ke-lima yaitu Nyai Khodijah. Tepatnya anak ke-empat dari lima bersaudara yang lahir di Bantul pada tanggal 23 Januari 1939 M.
KH. Ahmad Munawwir sempat mengenyam pendidikan di beberapa Pondok Pesantren. Awal Pendidikan Al-Qur’an diterima dari kakak beliau yakni KH. R. Abdul Qodir Munawwir, karena saat KH. M. Moenawwir wafat beliau masih berusia kurang lebih 3 tahun sehingga tidak sempat belajar Al Qur’an langsung pada sang ayah. Kemudian ketika beranjak dewasa beliau meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu ke beberapa pondok pesantren diantaranya PP. Tugung Genteng Banyuwangi (KH. Abbas), PP. Sampole Perak Jombang (KH. Umar Zahid) dan PP. Kudus (KH. Arwani Amin) hingga pada akhirnya beliau pulang ke kampung halamannya di Krapyak dan mengajar di Krapyak.
KH. Ahmad Munawwir merupakan salah satu pengajar Al-Qur’an di Pondok Pesantren Krapyak yang kemudian berganti nama PP. Al Munawwir Krapyak Yogyakarta pada tahun 1976 M. Melihat perkembangan santri saat itu yang kurang kondusif untuk menghafal Al-Qur’an. Dimana saat itu pengajian kitab dan pengajian Al-Qur’an menjadi satu. Kemudian muncul niat beliau untuk mendirikan Madrasah Huffadz (Madrasah Penghafal Al-Qur’an) tersendiri yang awalnya bernama “Ribatu Tahfidil Qur’an” dengan tujuan agar santri lebih istiqomah dalam menghafalkan Al-Qur’an. Madrasah Ribatu Tahfidil Qur’an ini berlokasi diperbatasan kotamadya Yogyakarta, kurang lebih 200 meter arah utara dari pondok pusat yang kini bernama PP. Al-Munawwir Komplek L akan tetapi beliau tetap menjadi salah satu pengajar di PP. Al Munawwir Pusat.
Istri KH. Ahmad Munawwir bernama Ny. Shofiyah yang dikaruniai putra bernama KH. Muhammad Munawwar. Saat ini KH. Muhammad Munawwar melanjutkan menjadi pengasuh PP. Al Munawwir Komplek L. Sebenarnya KH. Muhammad Munawar Ahmad memiliki kakak tetapi meninggal ketika masih kecil.
Salah satu santri KH. Ahmad, Bapak Suhadi Chozin mengungkapkan KH. Ahmad adalah seorang ulama yang sangat akrab dengan para santrinya. Di luar kegiatan pengajian, KH. Ahmad juga dekat dengan masyarakat. Selain itu, dulu pengajian Al Qur’an langsung dipegang oleh KH. Ahmad sehingga waqof dan washol semua seragam. Beliau sosok seorang ulama yang sangat istiqomah dalam mengajar juga dalam melaksanakan shalat berjamaah. ”Beliau adalah guru Al Qur’an yang sangat di ta’dhimi oleh santrinya,” pungkas Bapak Suhadi Chozin.
Nama Lengkap: KH. Ahmad Munawwir
Tempat/ Tanggal Lahir : Bantul, 23 Januari 1939 M/ 10 Dzulqaidah 1355 H
Pendidikan : PP. Krapyak (KH.R. Abdul Qodir), PP. Tugung Genteng Banyuwangi (KH. Abbas), PP. Sampole Perak Jombang (KH. Umar Zahid), PP. Kudus (KH. Arwani Amin).
Penulis: Rafii (Kontributor El-Tasriih)
1 Comment