Semarak perayaan maulid nabi terjadi di mana-mana, salah satunya di Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L. Selama hampir sepekan, dimulai sejak Rabu (5/10), para santri pondok pesantren asuhan K.H. Munawwar Ahmad itu menyelenggarakan pembacaan maulid di Mushola Al-Mubarok, Komplek L.
Tahun ini, pembacaan maulid di Komplek L menerapkan sistem giliran: 10 blok kamar secara bergantian menjadi petugas pembaca maulid. Terhitung selama empat hari itu, maulid nabi Muhammad dibaca secara beruntun sejumlah enam kali. Mereka secara bergantian membaca Maulid Diba’, Maulid Al-Barjanzi, Syair Burdah, dan Maulid Simtuddhurror pada waktu pagi atau malam. Perinciannya adalah tiga kali di pagi hari, dan tiga kali di malam hari, termasuk malam puncak perayaan maulid pada Ahad (10/10).
Pada malam puncak itu hadir pula Habib Habibi bin Fauzi al-Athas, Habib Ahmad bin Musawwa, Habib Umar bin Quthban, sanak keluarga K.H. Munawwar Ahmad, serta para ustaz Madrasah Diniyyah Salafiyyah 4. Salah satu peristiwa yang menarik adalah, tepat setelah mahalul qiyam selesai dilantunkan, hujan deras tiba-tiba mengguyur Krapyak. Padahal sejak siang sampai sore menjelang, langit hanya terlihat mendung.
“Di mana-mana diselenggarakan maulid, termasuk di sini (Komplek L), karena itu bentuk kecintaan umat Nabi Muhammad atas kelahiran nabinya,” tutur Habib Habibi bin Fauzi al-Athas dalam ceramahnya selepas pembacaan maulid pada malam itu.
Bahkan, menurut Habib Habibi, Abu Lahab yang merupakan musuh bebuyutan Rasulullah saja mendapat takhfif (keringanan) siksa dari Allah setiap hari Senin karena sukacitanya atas kelahiran kemenakannya, Muhammad Saw. “Tidak akan celaka, tidak akan sia-sia orang yang menyelenggarakan maulid Nabi,” sambungnya.
Reporter : Fahri Reza
Editor : Ahmad Zamzama NH