Kamis, 7 Maret 2024 Madrasah Diniyyah Salafiyyah 4, melangsungkan acara Haflah Akhirussanah Wisuda Angkatan Ke-7 dengan jumlah peserta 13 santriwan. Prosesi wisuda dikemas bersamaan dengan acara pembukaan Pengajian Khusus Ramadhan (PKR) dan penutupan classmeeting.
Acara yang berlangsung meriah itu, menampilkan kreasi puisi berantai santri Madrasah Diniyah Kelas Tsalits bertemakan “kehidupan santri”. Puisi yang diperagakan tiga orang santri itu menceritakan pahit-manis perjuangan santri, asatidz, dan lurah Komplek L. Penampilan aktor-aktor berbakat ini berhasil mempresentasikan realitas civil society keluarga besar Komplek L. Pertunjukan ini sekaligus menutup rangkaian acara classmeeting Madin tahun ajaran 1444–1445 H.
Ustadz M. Toifur, perwakilan Dewan Asatidz Madin, menyampaikan pesan penting bahwa pembelajaran harus sarat dimensi etika, akhlak, serta penguatan tasawufnya. Beliau mencontohkan kisah Syaikh Abu Hasan Syaadzili. Alkisah, Syekh As-Syaadzili memiliki santri yang diminta belajar disiplin Kimia. Abu Hasan Syadzili tak serta merta menerimanya, ia memberi syarat muridnya itu harus senantiasa dalam keadaan berwudhu selama menuntut ilmu. Genap beberapa tahun, muridnya ini jadi ahli kimia, sekaligus pendai yang moncer. Dari cerita itu, Ustad Thoifur menyimpulkan, “Keilmuan Islam tidak hanya disokong kemampuan skolastik saja. Namun, kemampuan akhlak dan etika yang luhur menyokong berkembangnya keilmuan Islam.”
Ingat selalu tujuan awal kalian berangkat dan melangkahkan kaki dari rumah menuju Krapyak ini. Ingat selalu dengan orang tua kalian”
K.H. Munawwar Ahmad
Menyambung mauizah sebelumnya, K.H. Munawwar Ahmad menegaskan kembali khittah dan jati diri dari Pesantren Krapyak yang sejak dulu mashur dengan Al-Qur’annya. Jati diri itu tidak boleh luntur hanya karena kemalasan para santri. Sikap malas adalah momok dan tantangan terberat bagi santri selama menuntut ilmu.
“Krapyak itu tempatnya Al-Qur’an, bekal utama kalian di masyarakat nanti adalah bagaimana (penerapan) Al-Quran kalian.” Beliau mengingatkan bahwa PP Al-Munawwir Komplek L memiliki dua program pengajaran, madrasah diniyyah dan pengajian Al-Quran. Keduanya sama-sama penting, jangan sampai tertinggal salah satunya. “Ingat selalu tujuan awal kalian berangkat dan melangkahkan kaki dari rumah menuju Krapyak ini, ingat selalu dengan orang tua kalian,” tutur Beliau.
“Hidup di lingkungan pondok tidak lain hanya soal ilmu saja, semua yang di pondok hanya ada dua, ngajar dan ngaji. Termasuk juga berkontribusi pada berjalannya kegiatan belajar,” tutup salah satu duriyah Simbah K.H. Munawwir itu, disambung doa menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445.
Marhaban ya Ramadan.
Reporter: Misbah Nur Ihsan
Editor: Fahri Reza Muhammad