Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kebhinekaan yang Luntur di Tengah Masyarakat Agama

bhinneka tunggal ika
ilustrasi; Sumber freepik.com

Negara Indonesia merupakan negara yang majemuk yang menjunjung tinggi prinsip bhinneka tunggal ika. Perbedaan budaya, etnik, bahasa maupun agama semestinya dijaga bersama. Namun dalam prosesnya, masyarakat Indonesia masih dihantui dengan perpecahan, pertikaian dan provokasi. Oknum yang tidak bertanggung jawab atas peran terhadap permasalahan tersebut.

Di sisi lain, Indonesia diisi dengan masyarakat yang memeluk agama. Agama yang mengajarkan kasih sayang tidak dilaksanakan para penganutnya. Sehingga perlu kembali kita suarakan pentingnya peran agama dalam membangun persatuan.

Kehidupan bersama dan saling menghormati. Kata-kata tersebut seolah memberikan dorongan bagi kita untuk menjalaninya. Apalagi kita yang hidup di negara Indonesia, negara yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika memiliki peran penting dalam kehidupan bersama, saya menyadari bahwa sebenarnya tujuan utama semboyan itu adalah memunculkan kesediaan untuk menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik, bahasa, maupun agama.

Lalu, apakah kehidupan yang kita jalani ini sesuai dengan apa yang semboyan itu harapkan? Tidak, secara fakta masih banyak masalah yang tak kunjung selesai, banyak individu maupun kelompok yang hidup sendiri-sendiri dan tidak mencari solusi bersama. Kesediaan untuk menerima kelompok lain semakin menipis. Hari-hari kita dihantui dengan pertikaian, perkelahian, dan provokasi.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, perbedaan sudah selayaknya kita jaga untuk kehidupan bersama.  Untuk itu, perlu adanya kesadaran kolektif dalam menjaga dan merawat semangat kebinekaan. Perbedaan harus diterima oleh setiap lini masyarakat, bukannya menjadi sekat dan pemicu pertikaian seperti yang terjadi selama ini.

“Bhinneka harus kita tunggalkan, bukan memelihara dan memperuncing permusuhan di antara Bhinneka.” Begitulah pesan Cak Nun kepada kita untuk tidak saling memperkeruh permasalahan antar individu maupun kelompok. Pesan tersebut juga mengingatkan saya dan pembaca, bahwa perlu usaha berperilaku adil dan bersatu. 

Kita perlu kembali berkaca dan merenung, bahwa permasalahan akan selesai bila kita berperilaku adil dan mementingkan kehidupan bersama. Jangan ajak orang berdamai sambil menganiayanya. Rangkulah untuk bekerja sama membangun keadilan, lalu kita akan bersama memperoleh hasilnya, yaitu kedamaian. 

Agama dan Kasih Sayang

Permasalahan di Indonesia sering kali datang dari umat beragama. Pernyataan ini bukan untuk menyudutkan suatu agama. Tetapi memang fakta, bahwa ada beberapa umat manusia yang tidak mempraktikkan ajaran agamanya masing-masing. Agama yang seharusnya memberikan kesan kasih sayang dan kebersamaan, tidak dijalankan para pemeluknya.

Cinta ada dalam semua agama. ”Apalagi agama itu kalau bukan cinta?”, kata Imam Jafar as-Sadiq, cicit Nabi Muhammad Saw. Dalam konteks Islam, Allah menuntun kita untuk menyayangi semua yang ada di bumi, dan barangsiapa yang memberikan kasih sayang pada sesama makhluk, maka Allah akan memberikan rahmat-Nya.

“Cinta itu asasku”, sabda Nabi Muhammad Saw. Sehingga mustahil bisa menjadi seorang Muslim sejati jika tak ada cinta di awal, di tengah, dan di akhir dari semua keislaman kita. Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa dalam setiap perbuatan baik harus (sunah) diawali dengan bacaan basmalah, jika tidak kebaikan tersebut menjadi terputus atau menjadi tidak bernilai.

Ini sejalan dengan pesan basmalah yang menyuarakan nilai-nilai kesatuan, kasih dan sayang. Sebaliknya, basmalah tidak boleh (dilarang) menjadi pembuka perbuatan tercela. Artinya, tidak ada toleransi mengawali perbuatan buruk dengan mengatasnamakan Tuhan atau agama. Sikap benci, marah, dan sikap negatif lain adalah bagian dari perbuatan tercela. Maka dalam Islam tidak ada toleransi terhadap perbuatan tersebut.

Kemudian, entah bagaimana bisa bangsa kita masih dikelilingi masalah tersebut. Padahal sudah jelas, bahwa ajaran agama dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika bertujuan untuk saling menjalin perdamaian. Jika agama dan semboyan bernegara telah memberi landasan perdamaian, maka yang bermasalah adalah pelaku-pelaku yang tidak bertanggung jawab.

Dari sini dapat kita tarik kesimpulan, bahwa Islam dan semua agama tidak berseberangan dengan kebinekaan. Malah, agama yang menuntun kita untuk saling menunjukkan kasih sayang serta mendorong dorongan dalam menjalankan kebinekaan. Kita juga perlu berkaca pada diri kita masing-masing, karena masalah tidak akan selesai jika kita tidak memperbaiki diri sendiri.


Moh Naufal Zabidi Santri PP.Al-Munawwir Komplek L

Leave a Comment