Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi Kemerdekaan: Merdeka Tapi Tak Sama

Merdeka Tapi Tak Sama
Dulu tanah ini pernah menangis
Saat penjajah menginjak dengan sadis
Dulu tanah ini pernah diterpa duka
Saat para pejuang gugur di medan perangnya

Dulu setiap sudut indonesia penuh doa
Dari bibir yang gemetar
Yang memohon kemerdekaan.
Bukan untuk dirinya sendiri
Melainkan untuk negri ini.

Dulu saat merah putih berkibar
Ada air mata yang jatuh tak tertuang
Bibirnya berucap merdeka
Tapi hatinya teringat pada putra putrinya, pada orang tuanya, pada saudaranya, pada keluarganya, yang gugur melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia.

Kita mungkin tak mengenal siapa mereka
Wajah mereka tertelan waktu
Namun ingatlah para generasi penerus
Jejak langkah kita adalah hasil perjuangan mereka

Memang indonesiaku kini sudah merdeka
Tidak ada lagi perang melawan penjajah
Tapi indonesiaku kini perang melawan fitnah

Betapa perbedaan – perbedaan kita kini sedang diuji
Prasangka mendahului yang nyata
Agama ditumpangi fitnah dan pemecah belah
Apakah itu cara kita berterima kasih kepada para pejuang ?
Saat Hadrotus Syaikh Hasyim Asyari dengan Resolusi Jihadnya menyatukan umat
Kita yang mengaku santrinya, malah sibuk menghujat, waktunya ngaji malah minggat.
Saat Jendral Sudirman dengan gerilyanya melawan belanda
Kita malah bergerilnya menghindar belajar agama.
Merdeka dulu dan merdeka kini memang berbeda.
Memang benar “Merdeka tapi tak sama”

Oleh: Muhammad Hasbul Wafa

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x