Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Semarak Muharroman: Ajang Santri Menempa Kepercayaan Diri

Pembukaan “Muharroman” Krapyak

Semarak Muharroman menjadi ajang tahunan yang ditunggu-tunggu oleh santri Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Pada “Muharroman” tahun ini, tepatnya 1445 H, acara tersebut memiliki tema “Semarak Muharram, Semangat Kebersamaan”. Harapannya, kegiatan rutinan tersebut dapat membangun kebersamaan dan persaudaraan yang kuat di lingkungan Ponpes Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.

Selain itu, agenda rutin tahunan tersebut bertujuan untuk menjalankan peran pesantren sebagai lembaga yang menyiarkan Islam kepada masyarakat, menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh santri, dan menggalang rasa persaudaraan dan kebersamaan antarsantri (ukhuwah thulabbiyyah).

Berbagai lomba mulai dari cabang seni, meliputi Musabaqah Hifdzil Ǫur’an (MHǪ), Musabaqah Syarhil Ǫur’an (MSǪ), Musabaqah Tilawatil Ǫur’an (MTǪ), Dramatikal Fiqh, Kreasi Syiir, Lomba Masak, Short Movie, Fotografi dan Cipta Baca Puisi. Cabang lomba ilmiah: Musabaqah Ǫiroatul Kutub (MǪK) dan Cerdas Cermat Pesantren (CCP). Adapun untuk cabang olahraga, terdiri dari Bola Voli, Tarik Tambang, Catur, Fun Game, Voli Air, dan Estafet Sarung.

Kegiatan yang berlangsung selama satu bulan, yakni pada bulan Muharram dalam kalender hijriah dibuka pada Kamis, 11 Juli 2024 dan diakhiri pada Jumat, 9 Agustus 2024. Seluruh santri putra dan putri Pondok Pesantren Al-Munawwir dan santri dari lima komplek lain, yang berasal dari Komplek Hindun-Beta, Gedung Putih, Ndalem Dongkelan, Komplek H, dan Taman Santri turut berpartisipasi memeriahkan ajang bergengsi ini.

Bangun Kepercayaan Diri

KH. Ahmad Shidqi Masyhuri, Ketua Yayasan PP Al-Munawwir, Krapyak berharap kegiatan “Muharroman” bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh santri untuk menunjukan bahwa santri berbeda dari yang lain, memiliki bakat sehingga santri punya nilai lebih. Beliau menyampaikan, “Musabaqah di pondok ini berbeda dengan tempat lain. Mental santri yang menjadi peserta harus kuat karena bakal digojlok oleh penonton.”

Kepercayaan diri menjadi bekal menjadi pemimpin dan tokoh di wilayah masing-masing, untuk itu para santri perlu dilatih. “Dengan Muharroman inilah cara melatih kepercayaan diri kita (santri) untuk terjun atau menghadapi masyarakat,” pungkas beliau.

Akhmad Lazuwardi Atsiry, santri asal Provinsi Lampung, salah satu peserta lomba MQK delegasi Komplek L mengatakan, “Lomba muharroman, khususnya MQK merupakan sebuah event untuk meningkatkan semangat tholabul ilmi dalam ber-tafaqquh fiddin.” Lewat event tersebut, ia berharap dapat menjadi pendongkrak semangat bagi dirinya sendiri dan banyak orang untuk memperdalam pemahaman literatur kitab kuning.

Reporter: Ahmad Najiullah

Editor: Fahri Reza Muhammad

Leave a Comment