Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wawancara Eksklusif Calon Lurah No. Urut 3: A. Aklilul Munthaha

Sebentar lagi, perhelatan akbar Pemilihan Lurah Komplek L akan dimulai. Tiap calon punya pekerjaan rumah untuk memenangkan suara santri. Pada pemilu (pemilihan lurah) kali ini, telah dirilis secara resmi oleh KMS, tiga calon lurah, yang masing-masing memiliki latar belakang dan gagasan yang menarik.

Beberapa sumber menyebut, gelagat masing-masing calon sudah kelihatan. Timses-timses telah terbentuk untuk mempersiapkan segala materi. Di samping itu, para santri masih cemas menunggu waktu debat antarpaslon, sampai waktu kotak kosong pemilihan terisi.

Pada Rabu sore (22-01), Redaksi El-Tasrih berkesempatan melakukan wawancara eksklusif kepada salah satu calon dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Santri yang sering berkacamata dan berpakaian rapi itu menjawab dengan antusias pertanyaan dari Redaksi.

Sebelum dicalonkan, Aklilul merupakan Ketua BSO El-Huffad dengan berbagai pencapaiannya. Selain mengurus organisasi, dirinya juga sering mengisi simaan Al-Qur’an di berbagai tempat.

menjadikan kepengurusan dengan slogan al muhafadzotu ala qodimi as sholeh wal alkhdzu bil jadid al-ashlah, serta semangat khidmah yang tinggi

Bagaimana perasaan anda setelah dicalonkan menjadi lurah?

“…agak diluar ekspektasi saya sebenarnya, yang mana saya mengira suara kandidat lain yang akan terjaring. Tapi, Insyaallah dengan kemampuan saya, apapun posisinya, amanah akan saya laksanakan dengan sebaik-baiknya.”

Apa strategi anda untuk memenangkan suara?

“… menjadikan blok villa sebagai tim sukses saya. Dari Villa saya pertama kali disini, dan kandidat Villa banyak sekali yang mumpuni di posisi ini. Hanya saja, untuk tahun ini kebetulan saya yang terpilih.”

Apa visi yang ingin anda bawa dalam debat nanti?

“Visi saya adalah penerapan sing ngarso sing tulodho, sing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Sing ngarso disini adalah orang-orang yang berada di depan sebagai perwakilan dari yang lain, mereka ini perlu memberikan suatu uswah dan mawaidz kepada bawahannya. Sedangkan madyo di sini adalah segenap pengurus, mereka berperan menjembatani antara santri dan pengasuh, santri dan pondok, yang diharuskan selalu kreatif, dan banyak akal untuk menjaga hubungan diantaranya. Sedangkan wuri di sini adalah para santri yang memang diharuskan menaati perintah dan peraturan yang ada, walaupun hakikatnya merekalah sebagai tuannya.”

Bagaimana strategi anda untuk menyelesaikan permasalahan yang di pondok?

“…dengan mengusut tuntas akar dari masalah tersebut. Penuntasan masalah yang ada idealnya memang harus sampai akar-akarnya. Tapi, terlebih dahulu dilihat bagaimana rasio tingkat darurat dan keterdesakan yang terjadi.”

Apa gagasan besar Anda saat terpilih nantinya?

“Tetap menjadikan kepengurusan dengan slogan al muhafadzotu ala qodimi as-sholeh wal alkhdzu bil jadid al-ashlah, serta semangat khidmah yang tinggi agar menjadikan Komplek L berdaya dan mampu mengawal munculnya sumber daya manusia yang aliman nafi’an lil ghoiri, dengan asas rida para masyayikh, dan muassis ma’had.”

Setelah ini, Redaksi akan menayangkan seluruh wawancara dengan calon lainnya. Sembari menunggu waktu dan kesiapan masing-masing calon dan timses, mari kita seduh kopi agar perhelatan ini berjalan lancar.

Leave a Comment