Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peringatan Isra’ Mi’raj Komplek L: Esensi dan Hikmah Terpenting Diwajibkannya Sholat

Pembacaan Simtudduror oleh Santri Komplek L

Komplek L – Para santri Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek L menyambut meriah peringatan Isra’ Mi’raj pada Kamis malam (11/3/2021) dengan mengadakan majelis doa dan maulid Simtudduror dilanjut dengan khitobah spesial oleh salah satu santri komplek L.

Majelis yang bermula setelah sholat Isya’ ini, diawali dengan kegiatan makan bersama yang bermaksud agar para santri untuk serius dan khusyuk saat kegiatan berlangsung. Setelah acara makan selesai, kendali langsung diambil alih oleh pembawa acara mengawali kegiatan pada malam hari itu. Dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an, dilanjut agenda Jam’iyyah Usbu’iyyah pembacaan Maulid Simtudduror, Khitobah dan diakhiri pembacaan doa oleh Romo KH. Muhammad Munawwar Ahmad.

Pembacaan Maulid Simtudduror


Dengan bersama-sama memakai koko putih dalam rangka lihurmatir-rasul, para santri Komplek L terlihat sangat antusias dengan perayaan Isra’ Mi’raj yang digelar dengan sederhana. Keantusiasan mereka lebih lagi terlihat ketika Kaisar Diwany, mulai menaiki panggung khitobahnya.

Penampilan Khitobah Spesial oleh Kang Kaisar

Dalam ceramahnya yang bertemakan Isra’ Mi’raj, Kang Kaisar–panggilan akrabnya, memulai materi dengan membedah isi kandungan dari ayat pertama Surah Al-Isra’ yang diawali dengan kalimat Subhana. Beliau menerangkan bahwa setiap ayat yang diawali dengan kalimah menyucikan Tuhan menunjukkan bahwa hanya Allah-lah yang mampu berkehendak dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.

Kang Kaisar juga menerangkan kandungan dalam kalimah Subhana merupakan jawaban Allah terhadap kondisi dan situasi Nabi saat di fase rekoso-rekosonya; tidak lagi memiliki penyemangat dakwah karena ditinggal oleh dua orang yang sangat dicintai nabi, mereka adalah paman dan istri beliau yaitu Abu Thalib dan Siti Khadijah. Dalam ceramahnya, Kang Kaisar menceritakan begitu keras jerih payahnya Abu Thalib dan Siti Khadijah dalam rangka mendukung gerakan dakwah nabi sehingga Rasulullah sangat sedih kehilangan dua manusia kesayangan beliau.

Setelah ditinggal dua orang kesayangan Nabi Muhammad, beliau mengalami cobaan yang sangat berat. Rasa kesedihan yang belum kunjung usai, masih disambut dengan perlawanan, hinaan hingga serangan dari kaum kafir terutama ketika Kanjeng Nabi berdakwah ke kota Thaif. Dalam kesempatan itu, beliau mengadu kepada Allah atas segala kejadian yang telah terjadi, lalu Allah menjawab “Aku sengaja membuatmu demikian, supaya engkau mengerti untuk tidak bergantung kepada selain Aku, maka dari itu bergantunglah pada-Ku.” Setelah peristiwa itu akhirnya terjadilah peristiwa Isra’ Mi’raj untuk menghibur hati nabi.

Sebelum ceramahnya berakhir, Kang Kaisar kembali menekankan bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad terjadi karena Allah jadikan jawaban terhadap kondisi yang sedang dialami Nabi saat itu. Hal ini dikuatkan dengan sabda Allah di akhir ayat pertama surat Al-Isra’ yang menjelaskan sifat Melihat dan Mendengar-Nya yang luar biasa. Dengan demikian, benarlah alasan Allah menjadikan Isra’ Mi’raj sebagai pelipur lara Rasulullah, karena Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Setelah agenda Khitobah berjalan lancar, dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Romo KH. Muhammad Munawwar Ahmad. Dalam kesempatan tersebut, selepas merampungkan doanya, beliau memberikan sedikit wejangan kepada santri-santri komplek L akan pentingnya hikmah yang paling utama dari peristiwa Is’ra’ Mi’raj. Beliau menerangkan bahwa hikmah terpenting dari peristiwa fenomenal tersebut ialah soal tentang apakah ibadah sholat yang sehari-hari kita lakukan itu sudah benar? Sudah khusyukkah sholat kita?

Doa oleh Romo KH. Muhammad Munawwar Ahmad

Romo Kyai juga menerangkan tentang kriteria dinamakannya sholat khusyuk. “Sholat khusyuk itu tidak harus yang lama sholatnya tetapi tentang bagaimana ia bisa seolah-olah bertemu dengan penciptanya.” Hal ini beliau kokohkan dengan tambahan maqolah dari Imam Syafi’i yakni الصَّلاَةُ مِعْرَاجُ الْمُؤْمِنِيْنَ.

Jika Mi’raj ialah bertemunya seorang Rasul dengan Tuhannya, maka sholat ialah bertemunya seorang hamba dengan Tuhannya. “Jadi inilah, hebatnya konsep ihsan.” tambah beliau.

Di penghujung wejangan, tidak berbeda dalam setiap wejangan yang Romo Kyai haturkan, beliau selalu mendoakan yang terbaik untuk santri-santri Komplek L supaya diberikan hasil dari setiap hajat yang diinginkan. Beliau juga selalu menyelipkan pesan untuk selalu giat dan sungguh-sungguh dalam belajar guna tercapai semua apa yang dicita-citakan. 


Leave a Comment

0.0/5